Pandemi
Covid-19 menjadi problematika negara di seluruh dunia tidak terkecuali di
Indonesia. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara urutan teratas dalam
total kasus Covid-19 terbanyak yaitu urutan ke-14, dengan total kasus 4,241,090
(Data Kamis, 26 Oktober 2021). Negara kita Indonesia sempat mengalami dua
kali gelombang kenaikan angka positif Covid-19, gelombang pertama
pada November 2020 – Januari 2021 dan gelombang kedua pada bulan Mei
2021 – September 2021.
Semua
problematika tersebut nyatanya dapat diatasi dengan cukup baik hasilnya hingga
saat ini (bulan November 2021) kasus Covid-19 di Indonesia sudah memasuki level
hijau, mesikpun nyatanya terjadi banyak kontroversi di masyarakat mengenai
kebijakan pemerintah yang terkadang tidak jelas dan tidak tegas. Keberhasilan
tersebut dapat dicapai karena kerja sama antar elemen baik pemerintah maupun
masyarakat, adapaun salah satu elemen pemerintah yang mungkin jarang di lihat peranannya
dalam membantu penanganan Covid-19 adalah sektor pertahanan. Berdasarkan segala
latar belakang yang sudah dijelaskan tersebut maka melalui tulisan Essay
ini saya akan mengulas lebih dalam mengenai “Diplomasi Vaksin Indonesia” berdasarkan
beberapa informasi yang didapat dari webinar “Pandemi Covid-19 Dan
Pengelolaan Sektor Pertahanan Di Indonesia” dan juga jurnal maupun situs
terpercaya.
DIPLOMASI VAKSIN INDONESIA
Kita
ketahui bersama Indonesia memang merupakan negara teratas dengan jumlah kasus Covid-19
terbanyak di dunia, namun kita perlu sedikit bangga karena disamping banyaknya
jumlah kasus Covid tersebut kita juga termasuk negara teratas dengan jumlah
vaksinasi tercepat. Lebih dari 106,3 juta dosis vaksin Covid-19 sudah
disuntikkan kepada rakyat Indonesia, melalui data tersebut Indonesia berhasil
masuk sebagai 6 negara vaksinasi tercepat. Pencapaian ini dapat diraih dengan
kebijakan yang dilakukan pemerintah yaitu menyediakan anggaran Rp 57,75 triliun
untuk belanja program “Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
(PC-PEN)” tahun ini. Tidak hanya dengan
kebijakan menyediakan anggaran khusus untuk Covid-19, berbagai cara diplomasi
juga dilakukan oleh pemerintah ke berbagai negara produsen vaksin guna
mendapatkan jatah pembelian vaksin karena Indonesia belum mampu untuk
memproduksi vaksin nasional sendiri.
Aktor
pelaksanaan diplomasi tersebut salah satunya adalah berasal dari sektor
pertahanan. Meskipun sektor pertahanan seperti TNI AD, TNI AU, dan TNI AL
sejatinya memiliki tugas utama untuk menjaga keamanan negara, nyatanya dalam
kondisi pandemi seperti ini sektor pertahanan juga ikut turut serta membantu
menanggulangi. Terbukti, “melalui berbagai upaya diplomasi keamanan terhadap
negara produsen vaksin, Indonesia berhasil mendapatkan bantuan alat kesehatan
dari Amerika Serikat, Australia, dan Tiongkok yang disalurkan melalui Menteri Pertahanan”
Ucap M.Herindra selaku Wakil Menteri pertahanan RI, di Webinar “Pandemi Covid-19
Dan Pengelolaan Sektor Pertahanan Di Indonesia”, Kamis, (28/10)
Diplomasi
lainnya juga dilakukan secara bilateral antara Indonesia dengan China,
diplomasi bilateral itu mengenai perjanjian pengedaran bantuan alat medis dan
obat vaksin Perjanjian tersebut juga sudah disepakati oleh kedua presiden baik
itu dari Presiden Joko Widodo dari Indonesia dan juga Presiden Tiongkok Xi
Jinping. Melalui hasil kesepakatan tersebut Indonesia berhasil mendapatkan
bantuan ribuan alat medis pada awal pandemi yaitu 23 Maret, 2020, berupa masker
sekali pakai, masker N95, baju APD Hazmat, sarung tangan, kacamata, penutup
sepatu, termometer inframerah, dan topi bedah. Tidak cukup sampai disitu
bantuan tambahan juga datang kembali pada tanggal 26 Maret 2020, berupa 40 ton
alat kesehatan yang berisi test kit, swab kit, beserta baju APD Hazmat.Selanjutnya diplomasi
vaksin juga dilakukan yaitu bekerja sama dengan perusahaaan asal China bernama Sinovac
Biotech Ltd. Perusahaan asal China tersebut berkolaborasi bersama dengan PT.
Biofarma milik Indonesia, yang mana nantinya perusahaan Indonesia tersebut akan
menguji klinis serta manufaktur setiap obat vaksin Sinovac yang masuk ke dalam
negeri. Melalui segala diplomasi vaksin ini Indonesia mendapatkan akses
prioritas 40 juta dosis vaksin Sinovac sebelum Maret 2021.
Tidak
hanya dengan China, diplomasi bilateral juga dilakukan Indonesia dengan Amerika
Serikat dalam medatangkan vaksin Covid-19. Tepat pada Kamis, 19 Agustus 2021, 1,56
Juta Vaksin Pfizer berhasil tiba di Indonesia secara perdana. Tentu hal ini
merupakan sebuah catatan tambahan keberhasilan diplomasi Indonesia terhadap
negara-negara produsen vaksin.
Indonesia
juga melakukan diplomasi multilateral untuk mendatangkan jutaan dosis vaksin
Covid-19 ke dalam negeri sebagai upaya pemerintah dalam penanganan pandemi. Diplomasi
ini disebut dengan skema multilateral COVAX Facility. Skema ini
merupakan kerja sama multilateral pemerintah Indonesia dengan Aliansi Global
untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF,
Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), dan berbagai pihak
internasional lainnya lewat inisiatif Covid-19 Vaccines Global Access (COVAX)
Facility. Adapun dampak positif yang diperoleh dari diplomasi multilateral ini
adalah Indonesia mendapatkan 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca pada gelombang
kedatangan pertama, dan nantinya total dosis yang akan didapat yaitu 11.704.800
dosis vaksin, namun pengirimannya akan dilakukan secara bertahap.
KESIMPULAN
Tidak
ada negara di dunia ini yang tidak kesulitan menghadapi wabah pandemi Covid-19
termasuk Indonesia. Dibutuhkannya gabungan seluruh elemen pemerintah dan
masyarakat dalam menangani pandemi ini, karena jika tidak maka wabah ini dapat
menghancurkan suatu negara secara perlahan namun pasti.
Meskipun
terjadi banyak kontroversi dibalik segala kebijakan pemerintah Indonesia yang
terkadang aneh dan tidak tegas, nyatanya berhasil menekan angka positif harian
Covid-19 hingga hari ini (9 November 2021). Upaya diplomasi bilateral dan
multilateral dari Menteri Luar Negeri yang sangat efektif dan responsif
berhasil membawa Indonesia menjadi 6 negara vaksinasi tercepat, dan juga
bantuan dari Menteri Pertahanan dalam diplomasi keamanan turut serta memberikan
dampak positif dengan datang banyak bantuan alat kesehatan medis dari berbagai
negara.
Namun dibalik seluruh upaya pemerintah tersebut seluruh masyarakat Indonesia juga menjadi aktor utama dalam menyukseskan program-program penanganan Covid-19 yang ada. Tanpa adanya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan seluruh program yang sudah dijalankan tersebut tidak ada artinya, oleh karena itu semoga kedepannya kesadaran masyarakat semakin meningkat terhadap protokol kesehatan agar pandemi Covid-19 ini dapat kita lewati bersama.
REFERENSI
Abdul Azis Said, “Tembus 100 Juta Dosis, RI Masuk 6 Besar Negara Vaksinasi Tercepat”, katadata.co.id, November 9 2021, https://katadata.co.id/agustiyanti/berita/613731f6c4dd5/tembus-100-juta-dosis-ri-masuk-6-besar-negara-vaksinasi-tercepat
Budi Sutrisno, "Military aircraft carrying medical equipment from China arrives in Jakarta,” The Jakarta Post, November 9 2021, https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/24/china-flies-more-medical-supplies-to-indonesia.html.
Caesar Akbar, “40 Tons of COVID-19 Medical Kits from China Arrive in Indonesia,” Tempo.co, November 9 2021, https://en.tempo.co/read/1324664/40-tons-of-covid-19-medical-kits-from-china-arrive-in-indonesia
Ardhitya Eduard Yeremia dan Klaus Heinrich Raditio, “Indonesia-China Vaccine Cooperation and South China Sea Diplomacy,” ISEAS Yusof Ishak Institute Perspektive Issue 2021 No. 55 (November 9 2021)
Khr & Arh, “1,56 Juta Dosis Pfizer Tiba di Indonesia Hari Ini,” CNN Indonesia, November 9 2021, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210819092525-20-682275/156-juta-dosis-pfizer-tiba-di-indonesia-hari-ini
BPMI Setpres, ” Vaksin Covid-19 dari Skema Multilateral Tiba di Indonesia,” Presidenri.go.id, November 9 2021, https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/vaksin-covid-19-dari-skema-multilateral-tiba-di-indonesia/