Mungkin
banyak dari kita jika mendengar nama negara Vanuatu maka yang terlintas di pikiran
adalah sebuah negara yang sering ikut campur urusan Indonesia dalam permasalahan
“Papua Merdeka”. Tapi tahukah kamu ternyata negara Vanuatu memiliki kondisi
geografis yang sama seperti Indonesia yaitu sama-sama negara kepulauan dengan
memiliki hutan hujan tropis, dan juga memiliki kesamaan ras dengan masyarakat provinsi
Papua yaitu ras Melanesia.
Negara
Vanuatu atau biasa sering dikenal juga dengan nama Kepulauan Vanuatu, merupakan
negara kecil yang terletak di sebelah barat daya Samudra Pasifik. Negara ini
memiliki lebih dari 80 pulau dan 69 di antaranya telah berpenghuni, pulau-pulau
tersebut mayoritasnya merupakan pulau kecil dan hanya ada beberapa yang
merupakan pulau besar. Vanuatu memiliki kekayaan alam hayati yang beragam dan
juga melimpah, oleh karena itu dengan sumber daya yang dimiliki tersebut
mayoritas masyarakat Vanuatu memiliki ekonomi yang didasarkan pada pertanian,
perikanan, dan juga pariwisata.
Krisis Perubahan Iklim Menjadi Ancaman Untuk Negara Vanuatu
Sayangnya
di balik kekayaan alam yang dimiliki, Vanuatu seringkali dihadapkan pada
masalah alam yang serius. Selain karena letak geografis Vanuatu yang berada di “Ring
Of Fire” dan di “Pusat Topan Pasifik Selatan” yang menyebabkan
Vanuatu rentan terhadap bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan siklon, masalah terberat yang hadir di era sekarang adalah Global
Warming yang juga mengancam keberadaan negara Vanuatu itu sendiri. Global
Warming sendiri merupakan masalah pemanasan global yang disebabkan oleh gas
rumah kaca sehingga membuat suhu bumi mengalami kenaikan secara menyeluruh dan
karena kenaikan suhu tersebut es di kutub utara dan selatan terus mencair.
Dampak dari mencairnya es di kedua kutub bumi tersebut tentu mengancam banyak
pulau yang ada di Vanuatu menjadi tenggelam karena es yang mencair menimbulkan
permukaan air naik. Maka dari itu negara Vanuatu perlu melakukan upaya untuk mengatasi
permasalahan Global Warming..
Sumber Pendapatan Negara Vanuatu Terancam
Vanuatu
sebagai negara kepulauan masih sangat kesulitan untuk memperluas sektor
industri dibandingkan dengan Indonesia dan Filipina yang juga merupakan negara
kepulauan. Ketertinggalan tersebut tidak terlepas dari tingkat Sumber Daya
Manusia yang masih rendah sehingga menyebabkan mayoritas masyarakatnya sulit
mengembangkan industri, selain itu kurangnya tingkat SDM juga mendukung pola
budaya kehidupan yang terbatas hanya bergantung pada sektor agraris, perikanan, dan pariwisata
untuk kebutuhan ekonomi.
Dalam
beberapa dekade terakhir, sektor pariwisata menjadi sektor yang sangat
berkembang pesat dibandingkan dengan sektor lain, terbukti sektor pariwisata di
Vanuatu berhasil menghasilkan 20% PDB dan menyerap tenaga kerja langsung sekitar
11.000 orang. Pada tahun 2010 Vanuatu berhasil mendatangkan 237,568 turis dari
berbagai negara seperti Australia yang mendominasi (66 persen) turis, diikuti
oleh New Kaledonia (13 persen), Selandia Baru (9 persen), Eropa (5 persen) dan
kemudian Amerika Utara (2 persen). Banyaknya jumlah turis yang datang tentunya
mendatangkan pendapatan yang tinggi dari visa, pajak penginapan hotel, pajak
jasa perjalanan & keuangan.
Berdasarkan
data dari sektor pariwisata di atas, jika krisis perubahan iklim tidak segera
ditangani tentu Vanuatu akan menjadi salah satu negara yang sangat terdampak
masalah ini karena sumber pendapatan negara Vanuatu banyak berasal dari sektor
pariwisata. Dampaknya perekonomian negara Vanuatu akan terancam menurun drastis
Upaya Pemerintah Vanuatu Dalam Menangani Permasalahan Krisis Perubahan Iklim
Pemerintah
Vanuatu memiliki beberapa upaya agar eksistensi sektor pariwisata tetap eksis,
yaitu:
Perencanaan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab:
- Melakukan Inventarisasi semua sumber daya lingkungan dan budaya yang tercantum di rencana pariwisata setiap provinsi dengan melakukan juga pembatasan jenis pembangunan yang menimbulkan atau memperburuk risiko atau paparan perubahan iklim
- Melakukan pedoman zonasi dan perencanaan yang dikembangkan untuk melindungi alam dan budaya lokal (termasuk pengembangan tepi pantai) dengan menerima masukan atau kritik dari masyarakat lokal dan melakukan proses peninjauan yang menyeluruh. Proses ini dikomunikasikan secara publik dan ditegakkan secara hukum
- Kerangka legislatif yang efektif untuk perencanaan penggunaan lahan dan zonasi diadopsi pada tingkat provinsi untuk melindungi sumber daya lingkungan dan budaya utama.
- Memberikan program kesadaran untuk para pengoperasi akomodasi lokal untuk hanya memanfaatkan dan mengembangkan arsitektur tradisional dengan standar kualitas dan desain yang baik.
Manajemen Pariwisata yang Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab:
- Analisis mengenai dampak Sosial dan lingkungan, dilakukan pada semua aplikasi pengembangan pariwisata yang mengintegrasikan penggunaan lahan berkelanjutan, desain, konstruksi dan pembongkaran, dan strategi adaptasi perubahan iklim
- Arsitektur tradisional didukung dan dipromosikan dalam rencana pariwisata provinsi dan program pendidikan.
- Organisasi NGO bertanggung jawab untuk melakukan laporan audit dan menilai standar dan sertifikasi wajib secara sukarela.
Manajemen Perubahan Iklim:
- Komite atau organisasi Pariwisata Nasional bertugas mengelola kegiatan industri pariwisata dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengembangan budaya, strategi tahan bencana, pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, krisis manajemen, lingkungan, transportasi, kesehatan, keselamatan dan masalah keamanan.
- Strategi adaptasi perubahan iklim untuk industri pariwisata Vanuatu dikembangkan dalam menanggapi risiko terkait perubahan iklim dan langkah-langkah adaptasi untuk pembangunan, penempatan, desain, dan pengelolaan fasilitas dan produk tur yang berkelanjutan
- Sebuah pembelajaran mengenai krisis iklim dan rencana tanggap darurat dikomunikasikan kepada penduduk setempat, pengunjung, swasta industri dan lintas departemen pemerintah.
- Target penggunaan energi yang dapat terbarukan di nasional perlu diperhitungkan dalam semua pengembangan proposal pariwisata.
Mengembangkan basis data pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung Jawab:
- Mendedikasikan sumber daya untuk pengembangan kumpulan data pariwisata yang komprehensif guna mengukur dan memahami dampak ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya
- Kumpulan data pariwisata digunakan untuk memungkinkan pemangku kepentingan utama melaporkan dan mengurangi variabilitas musiman pariwisata jika sesuai, dan bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi lokal, masyarakat, budaya dan lingkungan.
Selain
beberapa upaya kebijakan yang dibuat tersebut, Perdana Menteri Vanuatu Bob
Loughman juga melakukan upaya lain dengan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk serius menangani permasalahan krisis perubahan iklim, karena jika tidak
maka akan ada banyak pulau Vanuatu yang terancam tenggelam. Bob Loughman juga
mengajak masyarakat internasional untuk berupaya lebih keras lagi dalam
mengatasi krisis perubahan iklim dan memperingatkan bahwa masih banyak negara
yang individualis dalam memandang isu ini dan juga mengabaikan dampaknya.
REFERENSI
Catalogue Of Rivers For Pacific Islands.
Pacific Community, 2015
Vanuatu Sustainable Tourism Policy 2019-2030.
Vanuatu: Vanuatu Department Of Tourism, 2019
Regina Scheyvens & Matt Russell. 2013. “Sharing the Riches
of Tourism in Vanuatu”. MASSEY UNIVERSITY School of People, Environment
& Planning. 2 (1)
Brendan Mackey, Daniel Ware, Johanna Nalau, Oz Sahin, Christopher M
Fleming, James C.R. Smart, Rod Connolly,Willow Hallgren, Andrew Buckwell. “VANUATU
Ecosystem and Socio-economic Resilience Analysis and Mapping”. Apia, Samoa:
SPREP, 2017